Teknologi kontrol pikiran merupakan suatu teknologi yang di dambakan oleh masyarakat sekarang. Teknologi yang hanya mengandalkan pikiran ini dapat membantu masyarakat dalam beraktivitas terutama untuk aktivitas sehari-hari. Teknologi ini bukan suatu hal yang mustahil di tahun 2030 melihat pesatnya perke mbangan teknologi di dunia. Di tahun 2030 nanti akan muncul berbagai macam metode teknologi kontrol pikiran diantaranya adalah teknologi “ Brain – Machine Interface “. Menggerakkan benda-benda dengan pikiran bakal menjadi lebih mudah dilakukan. Sekarang saja para ahli-ahli Jepang sudah mulai untuk mencoba merancang-rancang alat untuk teknologi ini. “ Brain-Machine Interface “ adalah alat kontrol pikiran yang di ciptakan oleh peneliti Hitachi, Akiko Obata melalui risetnya di laboratorium riset Hitachi di Hatoyama, dekat Tokyo. Brain-Machine Interface ini berfungsi sebagai penghubung antara mesin dan otak. Teknologi baru ini bekerja dengan cara menganalisis perubahan-perubahan di dalam aliran darah otak serta menerjemahkan gerakan otak menjadi sinyal elektrik. Sinyal itu dikirim melalui serat optik ke sebuah elemen yang berfungsi memetakan perintah otak. Kemudian, melalui komputer, sinyal itu dipancarkan ke suatu objek. Otak sejatinya ketika sedang bekerja akan secara kontinyu mengirimkan sinyal. Sinyal inilah yang kemudian akan diterjemahkan kedalam sinyal-sinyal listrik yang kemudian akan diteruskan ke sebuah chip microcontroller yang bisa digunakan untuk mengontrol peralatan dari luar. Aplikasi teknologi ini tentu akan banyak sekali, mulai dari automatisasi, security, medis, komputer, gadget, dan lain sebagainya. Selama ini teknologi tersebut hanya diterapkan dalam dunia medis tapi tidak mustahil kalau teknologi ini akan digunakan dalam aktivitas manusia. Penerapan dari teknologi Brain-Machine Interface ini sangat mengandalkan releksasi dari kerja otak. Dengan kondisi otak yang fresh dan releks dapat menggerakkan benda-benda yang diinginkan. Pergerakan benda dapat dikontrol dengan cara menghitung ataupun menyanyi di dalam pikiran, hal ini bertujuan untuk menaktifkan begian depan otak dan kemudian akan menyuruh benda yang diinginkan untuk bergerak. Benda akan bergerak selama otak menghitung atau menyanyi, ketika otak berhenti menghitung maka benda yang dikontrol pun akan berhenti bergerak.
Di 20 tahun yang akan datang dapat diperkirakan kalau otak manusia akan lebih maju untuk berfikir bahkan anak kecil sekalipun dapat mengaplikasikan teknologi ini dengan mengontrol pikiran mereka. Merka dapat saja menngerakkan semua mainan merkaa tanpa harus menggunakan bantuan remote control. Para anak-anak dapat menggerakkan mainan kereta, pesawat, mobil, barbie dan robot-robot mereka dengan pikiran yang mereka inginkan dengan cara menyanyi di dalam pikiran. Selain itu para ibu tidak perlu ribut kesana kemari ataupun menyuruh para anak untuk menghidupkan microwive di saat mengaduk adonan. Hanya dengan mengontrol pikiran para ibu dapat melakukan berbagai aktivitas sekaligus. Mereka dapat menghidupkan microwive di saat mengaduk adonan kue.
Di 20 tahun yang akan datang perpaduan pikiran, peralatan teknologi canggih dan komputer akan membuat manusia mudah dalam beraktivitas. Mulai dari hal-hal yang kecil seperti meraih pena, gelas, piring dan lain sebagainya. Teknologi ini dapat menggantikan peran remote control dalam kehidupan manusia. Di tahun 2030 nanti diperkirakan tidak ada lagi remote control dan keyboards di kehidupan manusia, yang ada hanyalah pikiran untuk mengontrol segala aktivitas. Manusia dapat menggerakkan semuanya dengan pikiran tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga. Di tahun 2030 nanti dengan hanya berdiam diri dan bersantai-santai di sofa, kita dapat melkukan segala hal dari hal yang kecil sampai hal yang besar sekalipun. Manusia tidak hanya bisa menggerakkan piring,tapi juga bisa menghidupkan TV, AC, ataupun komputer dengan pikiran mereka. Di tahun 2030 nanti pengguna televisi tidak hanya menghidupkan TV dengan kontrol pikiran tapi juga dapat mengganti chanel televisi yang diinginkan tanpa harus beranjak dari tempat duduk. Bisa dibayangkan betapa nikmatnya kehidupan manusia di 20 tahun mendatang. Dengan mengandalkan pikiran saja semua aktivitas dapat dilakukan tanpa mengeluarkan tenaga yang banyak.
Di tahun 2030 nanti para penyandang cacat akan merasa nikmatnya dunia sama dengan manusia yang lainnya. Diperkirakan akan ada Brain Gate yaitu semacam alat kontrol dan komunikasi pikiran yang dapat diterjemahkan dengan komputer.Alat ini sangat bermamfaat sekali untuk mereka yang susah dalam berkomunikasi seperti penderita lumpuh, strok, ataupun bisu. Dimana dengan adanya alat ini penderita dapat berkomunikasi dengan keluarga ataupun masyarakat melalui pikiran yang disambungkan dan diterjemahkan dengan bantuan “ computer control “. Selain itu pada tahun 2030 nanti akan ada alat bantu chip micricontroller yang dapat digunakan untuk mengontrol perlatan dari luar. Bagi orang yang cacat hampir semua fisiknya, dan hanya pikirannya saja yang mampu bekerja, bisa dibantu menggunakan alat ini. Mereka dapat menjalankan kursi rodanya, menyalakan televisi, komputer, dan lain sebagainya seperti yang dilakukan orang-orang yang lainnya. Bahkan seandainya pun tidak bisa berbicara, dengan adanya teknologi ini saya rasa di tahun 2030 akan ada alat bantu teknologi text to speech untuk mengubah sinyal digital ke dalam text kemudian diubah lagi menjadi suara yang sangat membantu sekali terhadap mereka-mereka yang tidak bisa berbicara. Di 20 tahun mendatang kita bisa menggerakkan sesuatu benda tanpa harus memiliki bakat seperti Dedi Kobuzer ataupun belajar ilmu telekinematis yang memakan waktu lama dan butuh kesabaran.
Tahun 2030 teknologi kontrol pikiran dapat digunakan untuk nenggerakkan benda-benda kecil yang ada di sekitar kita sehingga kita tidak perlu lagi bergerak untuk meraihnya. Teknologi ini sangat berguna sekali untuk masyarakat yang cacat. Mereka tidak perlu binggung dan meminta bantuan kepada orang lain untuk mengambil dan melakukan hal-hal yang diinginkan. Dengan mengontrol pikiran semua hal yang diinginkan dapat dilakukan. Disamping diperkirakannya terjadi pengembangan metode Brain-Machine Interface di tahun 2030 nanti juga akan terjadi pengembangan dari teknologi penanaman chip pada tubuh. Metode ini dinamakan Neurochip dimana sebuah elektroda yang terdiri dari sekumpulan kabel berukuran mikro yang ditanam di beberapa bagian otak yang bertanggung jawab untuk bergerak yang kemudian dihubungkan dengan neurochip yang ditanam di lapisan terluar tengkorak. Pada saat syaraf-syaraf otak berfikir untuk mengambil benda misalkan piring, maka perintah itu akan tersalurkan di neurochip di tengkorak yang kemudian dilemparkan (wireless) melalui frekuensi radio ke neurochip lainnya yang ditanam di alat gerak tubuh seperti tangan. Selanjutnya bisa ditebak tangan akan bergerak seperti yang dikehendaki otak. Hal inilah yang membuat manusia mudah dalam beraktivitas. Dimana dengan rangsangan otak membuat organ yang sudah di tanam chip langsung respek untuk melakukan hal yang diinginkan oleh otak.
Berbeda dengan metode Brain –Machine Interface, metode ini dapat menggerakkan organ tubuh yang tertanam chip untuk melakukan hal yang diinginkan oleh otak. Dengan penanaman chip ini manusia dapat mengandalkan chip memori sebagai pusat kontrol. Dimana pada 20 tahun yang akan datang manusia dapat menggerakkan dan mengoperasikan robot tanpa menggunakan remote control tapi hanya dengan menggunakan pikiran saja. Robot dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan diperintahkan oleh otak kita. Dengan kata lain hanya dengan berpikir, maka kita dapat menggerakkan robot. Selain itu teknologi ini juga diharapkan dapat membantu para pasien yang mengalami kelumpuhan sebagian maupun total untuk dapat kembali bergerak. Tetapi dengan syarat kinerja otaknya masih berfungsi dengan baik.
Disamping metode-metode diatas, pada tahun 2030 nanti akan semakin banyaknya alat bantu untuk para penyandang cacat. Di tahun 2030 nanti akan muncul suatu sistem yang bekerja dengan peralatan khusus. Peralatan khusus ini akan menangkap signal otak yang dialirkan melalui helm yang dilengkapi dengan elektroda. Dengan bantuan penguat signal, signal-signal tersebut akan masuk ke komputer. Ini akan membantu hidup orang - orang cacat menjadi lebih mudah. Mereka yang tidak dapat bergerak dapat mengirimkan e-mail dan menggunakan IM pada semua orang di seluruh dunia. Selain itu untuk mereka tidak dapat berbicara dapat menunjuk gambar "Makanan" atau "Minuman". Mereka yang tidak dapat bergerak akan memiliki kesempatan untuk menuliskan e-mail dan bahkan mengendarai kursi roda dengan menggunakan kekuatan pikiran. Tapi syarat untuk menggerakan komputer, seseorang perlu berada pada kondisi mental tertentu, sebagai dengan menggambarkan bahwa ia sedang menggerakan kursor mouse ke layar komputer.
Di tahun 2030 mendatang, teknologi kontrol pikiran tidak hanya dapat diaplikasikan untuk hal-hal yang berbau kehidupan sehari-hari tapi juga dapat digunakan untuk mengontrol game. Di 20 tahun nanti para peminat game tidak perlu menggunakan joystick atau tuts keyboard untuk mengontrol game tapi dengan kekuatan pikiran dapat memgontrol game yang mereka ingginkan. Tapi untuk dapat mengontrol gamenya, pemain harus menggunakan Mindset headset, yaitu alat seperti headset yang dibagian depannya terdapat sambungan seperti mikropon. Alat yang menjorok ke depan itu merupakan sensor, yang mendeteksi aktivitas elektrik cuping depan pemain. Di tahun 2030 mendatang kehidupan manusia akan semakin maju, manusia bisa saja hidup berdampingan dengan robot, tiddak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk beraktivitas. Yang diandalkan hanyalah pikiran. Para penyandang cacat pun akan terbantu dengan adanya teknologi kontrol pikiran ini. Di 20 tahun mendatang mouse, keyboard, dan remote control tidak akan terpakai, ibu-ibu tidak akan tergantung denga pembantu Rumah Tangga dan untuk mengaktifkan, mengerakkan, dan mengontrol sesuatu tinggal dipikirkan saja, dan di tahun 2030 tidak ada lagi orang yang berpikiran jorok.
0 komentar:
Posting Komentar